-->

Kamis, 08 September 2011

SERIAL PUYAN : "Tawuran !!!" part 4 end


(sambungan PUYAN : “Tawuran!!!” part 3, buat yang belum baca baca deh part sebelumnya biar ibadahnya tambah berkah, lho??????)
Di tempat lain, Puyan yang memutuskan buat meladeni ajakan teman-temannya untuk menantang anak-anak SMATAMATA untuk tawuran kini malah uring-uringan, antara nyesel dan gatal selangkangan, eh, salah, maksudnya antara semangat dan takut.

Semangat karena ia bisa menuntaskan kekesalannya, ya, dulu ia pernah naksir sama salah satu siswi SMATAMATA yang bernama Triani, namun hasrat buat miliki Triani gak kesampaian, gara-gara Triani keburu digebet Ardie yang dulu pernah temenan sama Puyan, dan parahnya Ardie inilah yang ngenalin Triani ma Puyan, bahkan Ardie inilah yang memberi semangat Puyan buat deketin Triani, namun akhirnya naas!!


Puyan juga takut kalau-kalau rencana tawuran ini akan sampai ke telinga Prisia, ia tahu betul Prisia sangat tidak suka dengan premanisme. Kalau sampai Prisia tahu, habislah sudah pedekatenya yang berjalan berbulan-bulan. Ia tidak ingin itu terjadi, Prisia itu siswi cerdas, idola sekolah, hampir semua cowok di sekolahnya punya obsesi menjadi pacar gadis cantik berjilbab itu, dan satu saja kesalahan yang dilakukan Puyan pada Prisia, maka bukan tidak mungkin cewek keturunan Aceh-Turki itu akan didapatkan oleh cowok lain. Kalo itu terjadi, mungkin Puyan bakal guling-guling di atap rumahnya sebulanan penuh saking syoknya.

Puyan mondar-mandir di kamarnya yang lebih mirip lubang buaya dari pada ruangan pribadi makhluk normal , sebentar kemudian ia jongkok, lalu berdiri lagi, kemudian ia tengkurap, lagu bangun lagi, sebentar kemudian ia malah bergoyang dangdut ala Dangdut dadakan begitu mendengar music dangdut yang disetel Abinya dari ruang televisi.

Puyan melirik jam dindingnya, gak berdetak sama sekali, beberapa detik kemudian ia baru ingat kalo jam dinding itu telah mati baterenya sejak bulan lalu. Ia memindahkan lirikannya ke jam digital di ponselnya, pukul 11.42, pukul 15.00 nanti ia telah janjian untuk kumpul dengan genknya untuk mengatur strategi apa yang akan dipakai saat tawuran dengan anak-anak SMATAMATA (Puyan ngasih tau ke Wawan kalo ngumpulnya pukul 16.00, biar dia gak sempet ikut rapat strategi, kalo dia ikut dapat dipastikan, dialah yang paling semangat berkoar-koar tentang strategi 4-4-2, 3-4-1-2, 5-4-1, atau strategi sejenis yang lebih tepat digunakan dalam pertandingan sepak bola antar RT)

Bagaimana kalau Prisia tahu? Bagaimana kalau Prisia marah padanya? Bagaimana kalau ada yang memmberitahu Prisia tentang tawuran ini? Atau yang lebih parah, bagaimana jika tiba-tiba Prisia hadir di pinggir arena tawuran bersama tim cheerleadernya untuk memberinya semangat?

Puyan menjitak jidatnya sendiri!

Ia telah memutuskan untuk menantang tawuran, surat tantangan telah dikirimkan. Gak mungkin membatalkannya begitu saja, apa kata teman-temannya nanti kalau ia membatalkan tawuran ini? Puyan gak bakal mundur, ini harga diri, coy! Bagaimanapun resikonya Puyan gak bakal mundur, apalagi kalo di belakangnya ada tembok atau anjing galak! Sumpah! Gak bakal mundur!! Sebagai anak cowok satu-satunya di keluarganya Puyan merasa mesti menjaga harga dirinya, apalagi ia adalah ketua dari teman-temannya, siswa paling popular di SMATIPERPAT, selain itu anak-anak tetangganya juga masih pada kecil, ketua RTnya juga udah sering sakit-sakitan! Nyambung-gak nyambung Puyan mesti melanjutkan semua ini, gak ada kata mundur, sekali di udara tetap di udara!! (Maaf buat RRI, pinjem slogannya)

Saking bersemangatnya, Puyan lalu beranjak ke meja belajarnya, lalu menulis berbagai kata penyemangat yang bakal di tempelnya di kamarnya yang sebagian dindingnya banyak terpampang poster Keira Knightley dan poster timnas sepak bola Indonesia, selain itu juga terpampang beberapa fotonya sendirian dan bersama sahabat-sahabatnya yang sebenernya gak lulus sensor lembaga sensor foto Indonesia, dan sepertinya lebih layak digunakan buat sesajen manggil tuyul.

Di meja belajarnya, Puyan ada 30 menitan tekun menulis berbagai macam slogan, mulai dari KEEP ON FIRE! NOTHING FOR LOSE, I AM NOT LOOSER, I AM THE SPECIAL ONE, BANYAK JALAN MENUJU ROMA, BANYAK JALAN MENUJU PARIS, BANYAK JALAN MENUJU BLITAR, serta BANYAK JALAN MENUJU AJAL, sampe kata-kata yang sumpah demi lampu lalu lintas, bener-bener gak nyambung, kayak gini : AIR BERIAK TANDA TAK DALAM, AIR TERIAK TANDA MINTA TOLONG, sampai DUA ANAK LEBIH BAIK.

Gak sempet nempelin hasil kreativitasnya, Puyan langsung tertidur di meja belajarnya. Ia sempet bermimpi, dalam mimpinya ia melihat dirinya sendiri tertidur di meja belajarnya. Itu doang, gak ada yang istimewa. Yang jelas ketika Puyan terbangun, waktu telah menunjukkan pukul tiga sore lebih sepuluh menit, dan udah ada beberapa makhluk asing di kamarnya, Bayu, Ivan, Tama, serta Able, bahkan dua nama terakhir sedang jumpalitan main smack down di kasur Puyan. Tama mencekik Able, sementara Able yang dicekik panik sambil teriak-teriak minta dinikahi ama Ivan. Alasan yang lebih kuat daripada ledakan bom buat ngebangunin Puyan dari lelapnya.


“Lu apa-apaan sih?” Puyan melempar guling pada dua tuyul yang lagi guling-guling di kasurnya itu, “kamar gue nih, main seradak-seruduk aja!”

“Gue dicekik Tama, Yan!!” sahut Able kayak orang sesak nafas.

“Gue juga tau!!”

“Kita lagi main smack down, Yan!!” Tama memiting lehen Able sampe Able megap-megap.

“Yan, tolongin gue, lu suruh Ivan nikahin gue!!” seru Able bener-bener sarap. “Nikah saja kau sama kambing!!” dengus Ivan sambil mengambil sebuah majalah otomotif dari meja belajar Puyan.

“Matiin aja, Tam..” kata Puyan yang melingkarkan anduk ke lehernya,”lumayan buat ngurangin angka orang stress di palangka raya..”

“Tega lu, Yan! Tapi kalo gue mati, tolong jaga adek-adek gue, ortu gue, dan bilang ama istri gue, jaga anak-anak..”

“Ble! Elu khan belum nikah!!!!” seruput Tama.

“Oh, iya, gue lupa…”

Puyan sebel, ia langsung meninggalkan teman-temannya dan menuju ke kamar mandi.

“Yan, gue nitip 5 kali guyuran ya? Gue belum mandi, oh iya, jangan lupa sabunnya! Gue belum cebok!!” goda Bayu.

“dasar kurap, lu!!!”

**

“Wah,pada kampret lu, ya! Bilangnya janjiannya jam 4 sore tapi nyatanya jam 3. Gak solider lu..” sungut Wawan yang datang ke lokasi tawuran agak terlambat, sesuai pemberitahuan “khusus” yang dikasih padanya.

“Langkah preventif, Wan..”

“preventif muka lu sapi!!!”

“Elu marah, Wan?”

“Ya, iya ah gue marah. Kalian nyusun strategi gak ngajak-ngajak gue. Gimana gue bisa bertempur maksimal kalo kayak gini…”

“Oh, jadi elu ngerasa tersinggung?”

“Ya, pasti lah..”

“Ya, udah, lanjutkan!!”

“sialan lu, Yan!!” Wawan nimpuk Puyan pake kerikil.

“Udah, ah, udah!!!” kata Puyan sambil ketawa seneng, “biar elu gak marah, gue beliin semangka deh, lumayan khan sambil nunggu anak-anak SMATAMATA..”

“Emang ada orang jualan semangka deket sini, Yan?” tanya Rina yang sejak tadi diem.

“Tuh!” Puyan menunjuk ke sebuah gerobak yang tampak di kemudikan oleh pria yang kelihatannya berusia masih belasan tahun.

“Mas!! Beli semangka!!”

Pria itu bergegas menghampiri kelompok tawuran yang jumlahnya puluhan dan sedang kehausan itu.

“Mau semangka jenis apa, Mas?” Pria itu menawarkan.

“Gak usah ribet-ribet, jenis semangka yang bisa dimakan aja, ada?” sahut Puyan cepet.

“Ada… ada…” Pria tersebut nampak heran.

“Tolong pilihin kita semangka yang paling manis, Mas..”

“Oh, iya, sebentar..” pria tersebut lalu mengambil sebiji semangka kemudian membelahnya dan mengirisnya menjadi beberapa bagian kecil lalu menyerahkannya pada Puyan, Rina, Bayu, Tama, dan beberapa lainnya.

“Ini, Mas, Mbak cobain dulu, ini yang paling manis. Harganya juga yang paling tinggi…”

“Enak sih, tapi harganya tinggi ya…” kata Tama lebih mirip bergumam.

“Kalo nyobain doang, berapa, mas?” Tanya Puyan.

“Kalo nyobain, mah, gratis…”

“yang bener?”

“Beneran deh…”

“kalo gitu saya sama temen-temen saya ngambil yang buat dicobain aja, empat biji!!!!”

Tentu saja si mas yang jual semangka sewot. “Mas-mas dan Mbak-mbak ini mau beli semangka saya atau gak? Saya udah turun temurun jual semangka gak pernah tuh terlibat transaksi buat semangka yang untuk dicobain! Kalo mau beli sini duitnya, kalo gak mau beli, kagak usah banyak cincong!”

“Eh, sori, Mas.. kita tadi becanda doang, kita minta yang manis itu aja tiga biji..” sambar Puyan panik sambil ngeluarin beberapa lembar uang puluhan dari dompetnya.

“Elu, sih… udah tau mas-masnya capek, pake digodain segala..” gerutu Wawan pada Puyan begitu penjual semangka tadi udah pergi. Puyan diem aja. “

lagian, kok lama banget ya, anak-anak SMATAMATA, luntur bedak gue nih..” gerutu salah seorang cewek yang ikut dalam pasukan itu.

“Lu mau tawuran apa mau kondangan?” tegur Bayu kesel.

“khan mesti harus tetap eksis, sekarang khan zamannya emansipasi wanita. Kalo cewek tampil kumel, malu dong sama Ibu Kartini. Iya khan, Rin..?”

Rina yang lagi asyik ngemut semangka ngangguk-ngangguk tanda setuju.

“Apa pula kau mau tawuran bawa-bawa Ibu Kartini! Pakai kondE sEkalian kau!!”

“Eh, udah-udah berantemnya. Anak-anak SMATAMATA udah nongol tuh..” seru salah seorang anak kelas satu yang jadi anggota tawuran dari SMATIPERPAT sambil menunjuk puluhan cowok dan cewek yang datang dengan sangar pake dandanan yang betul-betul meyakinkan, mulai dari kaos tangan kulit, jaket kulit, kacamata hitam, jins robek-robek, kaos robek-robek, sampe bandana robek-robek.

“Kalah serem kita, Yan..” komentar Tama.

“gak usah ngepantun, Tam, “ sambar Able gak nyambung

“Mana ketua kelompok lu?” tantang Dodos yang kali ini make jaket kulit, celana jins cokelat robek-robek, dan bandana kuning bermotif hello kitty.

Puyan maju ke depan kelompoknya.

“Oh, elu, Yan…” gumam Dodos, “jadi elu dah siap?”

“Eits, nanti dulu..” potong Puyan. “sebelum tawuran kita mulai, kita mesti lakukan beberapa ritual dulu..”

“Ritual? Maksudnya?” Tanya cewek dari SMATAMATA heran.

“Ya, hal yang mesti kita lakukan sebelum tawuran…”

“Oke, deh. Emang apa ritualnya? Makan telor rebus? makan ketan?nyemplung di kali?”

“Lu kate mau manggil jin!!” potong Puyan sebel. “ritual pertama adalah : SALAMAN…”

“Emang ada ritual tawuran kayak gitu?” bisik salah seorang anggota kelompok SMATAMATA pada Dodos.

“Udah turutin aja…” sahut Dodos.

Dan mereka pun saling bersalaman satu persatu kayak pemain bola, bahkan ada yang ampe pelukan dan cipika-cipiki, tentu ritual yang disebutin terakhir jadi kesukaan Bayu dan Ivan. Namun dua anak manusia ini nemuin hasil yang kontradiktif. Ivan berhasil ngedapetin 2 kali cipika-cipiki dari dua siswi SMATAMATA, sedangkan Bayu baru mamerin pipinya buat disun, malah digampar salah satu cewek SMATAMATA sambil teriak, “tolong ada anak biawak mamerin pantat sama gue!!!” tragis!

“Oke, sekarang udah siap?” tantang Dodos kelar ritual salaman dilakukan.

“Belum juga..” sahut Puyan cepet, “masih ada satu ritual lagi…”

“ada lagi?”

“Ya : RAMAH-TAMAH…” Puyan berpaling pada salah satu anggota cewek di kelompoknya, “Niah, tolong ambilin snack, buah-buahan, pokoknya semua yang udah kita siapin tadi, bawa ke sini…”

Niah segera beranjak, tak lama kemudian datang lagi sambil membawa lumayan banyak makanan ringan yang di atur rapi di atas tikar gede yang udah lebih dulu di gelar di tanah.

Anak-anak SMATAMATA melongo.

“Oke diritual kedua ini yaitu RAMAH-TAMAH,”Puyan menjelaskan,”kita saling ngobrol santai sambil nikmatin hidangan ringan yang udah kami siapin, jadi silakan..”

“Tawuran kok kayak gini..” kata Ardie heran.

“Bodo amat, gue udah laper…” sahut salah satu temennya dengan nafsu.

Kemudian mereka dengan akrabnya ngobrol santai sambil ngemil di atas tikar yang cukup muat menampung puluhan anggota dari dua pasukan yang normalnya harus berseteru itu. Mulai dari nanyain kabar masing-masing, sampe ngomongin timnas Indonesia yang meski kalah mulu, suporternya selalu semangat, kalo udah di topik ini, Wawan tentu saja yang paling semangat, dia bahkan beberapa kali sampe berdiri dan ngomongnya muncrat-muncrat kalo lagi nyampein argumentasinya. Bahkan Puyan dan Ardie yang beberapa tahun lalu bersteru karena cewek terlihat sangat akrab ngobrolin masa lalu mereka. ada sekitar 20 menitan mereka asyik dengan ritual kedua tersebut, sampai akhirnya ritual harus diakhiri.

“Oke sekarang kita udah siap buat bertempur! “ Kata Puyan sambil megang bendera SMATIPERPAT yang di desain sama Ivan, tapi tu bendera sama sekali gak ada wibawanya, gambarnya aja kuda lagi pipis.

“Nanti dulu, Yan..” tahan Ardie, “gimana biar lebih seru, kita ambil ancang-ancang yang jauh kayak perang-perang di film silat gitu?”

“Oke gue setuju…”

Mereka pun saling ngambil ancang-ancang yang lumayan jauh sampai puluhan meter.

“Oke, karena SMA gue yang nantangin, jadi elu yang nyerang duluan!!” teriak Puyan dari pos mereka.

“Ooo, gak bisa, Yan. Justru yang nantang lah yang mesti duluan!!” pos musuh balas berteriak.

“sekarang peraturannya beda, yang ditantang yang mestinya nyerang duluan!!”

“Gak ada peraturan gitu, Yan. Yang mseti nyerang itu yang nantangin!!”

“Kami khan udah nungguin elu duluan , makanya mesti elu yang nyerang kelompok kami duluan!!”

“Eh,Yan!! Dimana-mana yang nyerang duluan itu yang ngajak berantem!!!”

“Ah, bilang aja lu takut!!”

“Jangan-jangan SMA lu yang takut!!”

“Kalo kalian berani, ayo serang kami duluan!!!”

“Dimana-mana jagoannya yang diserang duluan, nah kami ini jagoannya!!!”

“Pokoknya SMA elu yang mesti nyerang duluan!!”

“SMA elu”

“Elu!!”

“Elu!!”

“Elu!!”

“Elu!!”

“Gue, eh, salah, maksud gue Elu!!”

“Elu!!”

SATU JAM KEMUDIAN….

Dua kelompok yang berseberangan tadi udah saling tepar satu sama lain, gara-gara teriak-teriak ngerebutin sapa yang mestinya nyerang duluan. Yang ada mereka belum ada tawuran sama sekali. Keburu capek teriak-teriak.

“Capek ya…” Desah Ivan.

“Iya, nih..” Tama mengangguk lemah.

“gimana nih, tawurannya, Yan?” Tanya Rina ngos-ngosan.

Puyan berdiri, lalu berteriak dengan sisa tenaganya pada anak-anak SMATAMATA,”Woiii!!! Woiii!!! Gimana kalo tawurannya kita batalin aja, udah keburu capek nih, lagian sekolah elu khan mau main bola ma sekolah kami lusa ntar, disitu aja ntar saingannya, lebih sportif dan lebih legal!!!”

“Permusuhan kita gimanaaaa????”

“Baekan aja, ya….????”

“terus nih gimana tawurannya, udah capek-capek datang masa gak bawa hasil?” Tanya salah seorang cewek dari kelompok SMATAMATA


“Gini aja, si Ivan khan hari ini ultah, jadi dia dah janji mau nraktir kita makan di KFC, itung-itung sebagai tanda damainya kita, gimana?”
“Oke, deh!!!”

“Sialan kau, Yan!! Kapan-kapan aku ulang tahun? Ulang tahun ku khan satu bulan yang lalu!! Kau mau mErampok aku??” Ivan yang sebenernya gak ulang tahun langsung misuh-misuh.

“Wah, elu ultah, van? Selamat ya..” Tama seakan mengomandoi teman-teman yang lainnya buat ngucapin met ultah dan memeluk Ivan.

“Yan, tEkor aku, yan. sEEnaknya kau kalo ngomong! Kuhantam pakai kapak kau!!” Ivan menyumpah sambil meronta karena bergantian dipeluk temen-temennya yang cowok buat ngucapin met ultah.

“Ya, udah, kita cabut, yuk!!” ajak Puyan.

Ivan sebenernya mau langsung ngehajar Puyan saat itu juga, namun keburu ada seorang siswi SMATAMATA yang tampangnya lumayan manis ngucapin met ultah kepadanya sambil ngasih hadiah berupa sun di pipi Ivan.

“Selamat ulang tahun, Ya, Ivan, dan kamu baik banget deh, mau nraktir kita semua…”

“Iya, sama-sama..” ucap Ivan grogi sambil ngusap-ngusap pipinya.

“Yah, tak apalah, sEkali-sEkali alu traktir mErEka..” Ivan membatin.

“Kalo tau gini sih, tiap hari aja kita tawuran, Yan..” kata Ardie girang sambil merangkul Puyan.

“Gampang itu mah, ntar kalo waktunya udah tepat, kita bikin tawuran yang lebih spektakuler, kalo perlu kita undang kepsek masing-masing buat ngasih sambutan sebelum tawuran!!” usul Puyan.

Yang lain pada tepuk tangan.

“Oh, iya,” kata Puyan, “karena si Rina tampaknya masih belum puas, boleh gak dia nabok sekali atau dua kali aja cowok yang udah nyium dia? Anggap aja biar impas!”

“Oh, boleh,boleh…”

Anak-anak SMATAMATA lalu menyerahkan Dodos pada Rina.

“Oh, jadi elu cowok yang kurang ajar itu, pantesan rasanya kecut, muka lu pahit!!!” sewot Rina sambil menggampar Dodos dua kali pipi kanan dan kiri.

“Gak apa-apa deh, yang penting dtraktir..” kata Dodos sambil meringis.

Mereka lalu meninggalkan tempat itu menuju tempat traktiran dengan riang.

Setelah tempat itu kosong, beberapa menit kemudian, muncullah satu sosok yang tak asing di dunia pewayangan Indonesia, dia adalah gatot kaca. Tapi sejak kapan gatot kaca ada di palangka raya. Ternyata bukan, ding! Dia adalah Zaki yang berdandan mirip gatot kaca, usut punya usut, ternyata ia berdandan sepertrti itu buat membantu temen-temen SMAnya tawuran menghadapi SMATAMATA, namun apes, karena ribetnya dandan, ia telat datang dan ditinggal. Yang ia temui hanyalah tanah lapang, gak ada satu manusia pun di situ. Padahal Zaki dah bela-belain belajar cara jalan gatot kaca (baca: cara jalan wayang).

“Lho, iki pada kemana? Aku udah capek-capek dandan gatot koco, otot kawat tulang lunak, eh, maksudku, otot kawat tulang besi gini, moso’ ditinggal…”

Zaki menggerutu sendirian, capek menggerutu ia akhirnya pulang dengan sepeda antiknya.

Tanah lapang itu kembali lapang, ya, dunia emang lebih indah dan lapang dengan kedamaian, tanpa perseteruan tiada arti.

SELESAI….

**

Akhirnya kelar juga PUYAN episode ini, sumpah, ini episode yang paling lama nyelesainnya. Tapi akhirnya selesai juga, walaupun memakan waktu dari bulan puasa sampe kelar lebaran. Tidak apa-apa,lah. Yang penting nilainya nyampe. Terlebih buat anak-anak muda sekarang, jangan suka nyelesain masalah dengan tawuran, kita makhluk yang berpikir, kalo tawuran sama aja kayak-maaf-hewan yang berantem buat ngerebutin pasangan atau makanan. Betul gak?

Oke, udah dulu, ya, Dhika mau berangkat kuliah ni, tongkrongin terus serial ini, bakal ada serial Puyan selanjutnya yang lebih seru dan ajib.

Kritik,komentar, atau saran silakan kirim ke

Email : dhikapotter72@rocketmail.com

FB : Dhika Potter atau dhikapotter72@rocketmail.com

Atau langsung cantumin unek-unek kamu mengenai serial ini diblog ini,ya..

Kembalikan Alfred Riedl!!

Caw!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar