-->

Rabu, 20 November 2013

Cuplikan Novel Singgasana Keramat : Pusaka Sengketa Bab 2 Oleh : Budiya Ryandhika Rahman

                                            2.    PESAN DARI RUSA BERSAYAP
         Siang hari yang begitu terik. Memanggang jalan-jalan beraspal seperti memanggang sepotong ikan Nila tanpa ampun di balik besi-besi pipih. Kendaraan bermotor berseliweran bergantian di lintasan jalanan yang begitu panas. Puluhan petugas parkir dengan segala kesusah payahannya terus mengatur sistem keluar masuk kendaraan. Sesekali mereka melap keringat yang mengucur dari mukanya dengan topi atau rompi orange-nya. Peluit-peluit saling susul menyusul memberikan suara cemprengnya, berharap mendapatkan lembaran-lembaran Rupiah dari itu, setidaknya hanya itu yang bisa mereka lakukan.
        Saat itu padahal telah hampir sore, sekitar pukul 3 lewat. Suasana di kawasan itu memang sangat ramai di jam-jam seperti ini hingga malam hari. Tak salah jika warga Palangka Raya menyebutnya pasar besar, karena semua yang diperlukan tersedia di pasar ini. Dan di jam-jam seperti itu, biasanya para pedagang mulai sibuk menggelar dagangannya.

Lanjuuuuut,Bos!

Lanjuuuuut,Bos!

Senin, 21 Januari 2013

SERIAL PUYAN : Sore Gerimis di Bandara Part 3

Halo, Blogger!! Ini sambungan cerita Puyan sebelumnya, udah lama, ya, gak mosting. Soalnya lagi banyak job di luar yang lupa Dhika masukkin, gak ngerti, khan? Sama kalo gitu, Dhika juga gak ngerti. 

 Nah, setelah bersemedi dan melakukan perenungan-perenungan instan di kamar mandi sesaat setelah melihat foto Manohara dan setelah puasa setengah menit, maka Dhika dengan bangga kembali menerbitkan serial yang digemari oleh orang-orang buta huruf ini. 

  Karena Dhika mendapat banyak semangat dari orang-orang sekitar Dhika, saat nulis ini, bukan cuman teman-teman seperjuangan dan seiman, tapi juga golongan jin yang selalu berseru di belakang Dhika, “Papa! Papa! Papa!” 

Oke, langsung saja kebet ceritanya, jangan lupa nyalain dulu internetnya! 

(Sambungan Puyan : “Sore Gerimis Di Bandara” part 2)


  ** “



“ Gini apa?” sambar Puyan sangar.

“Khan gue belum kelar ngomong, Yan, main potong aja...” protes Wawan.

“Khan kalo disinetron biasanya gitu. Kalo lagi marah suka motong omongan orang” Puyan membela diri.

“tapi ini blog, Yan, bukan sinetron...”

“bodo amat! Yang jelas ngapain elu pada ngikutin gue...?”
Lanjuuuuut,Bos!